Telp: 0812-9233-7161
Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas apa itu Site Plan dan mengapa keberadaannya sangat penting dalam proses perencanaan pembangunan. Site Plan bukan sekadar gambar denah lokasi, melainkan dokumen yang menentukan bagaimana sebuah lahan akan dimanfaatkan dengan mempertimbangkan aspek hukum, teknis, hingga fungsional. Nah, kali ini kita akan mengulas elemen-elemen penting dalam Site Plan untuk menghasilkan perencanaan lahan yang efektif sebagai berikut!
A. Elemen Utama dalam Site Plan
1. Batas Lahan dan Jarak Bebas Bangunan (Property Lines and Setbacks)
Batas lahan yang menunjukkan garis tegas kepemilikan tanah sangat penting untuk memastikan bahwa bangunan tidak melanggar hak milik orang lain. Selain itu, perlu memperhitungkan jarak bebas bangunan (Setback) dari batas lahan sesuai dengan aturan, yaitu zonasi, ketentuan ketinggian bangunan, serta faktor keselamatan seperti pencegahan risiko kebakaran.
2. Hak Lintas atau Hak Guna Lahan (Easements)
Hak lintas atau hak guna lahan (Easement) adalah hak penggunaan sebagian kecil lahan Anda oleh pihak lain untuk keperluan tertentu, seperti jalur pipa, akses ke fasilitas umum, atau pemasangan jaringan utilitas. Site Plan perlu menunjukkan hak lintas dengan jelas, baik secara grafis maupun teks, untuk mencegah kesalahpahaman atau masalah hukum di masa depan.
3. Batas Area Konstruksi dan Area Penumpukan Material (Construction Limits and Lay Down Areas)
Area konstruksi adalah zona di dalam lahan yang diperbolehkan untuk kegiatan pembangunan, termasuk area untuk menaruh material, alat berat, dan perlengkapan proyek. Menandai batas ini pada Site Plan dapat membantu mengatur ruang kerja agar lebih tertib, mencegah kerusakan area lain di luar proyek, dan memastikan aktivitas pembangunan tetap aman dan efisien.
4. Kondisi Eksisting dan Rencana Pembangunan (Existing and Proposed Conditions)
Site Plan yang baik harus menampilkan kondisi eksisting, seperti pagar, jaringan listrik, utilitas bawah tanah, serta perencanaan perubahan. Informasi ini penting bagi pihak berwenang untuk memahami dampak pembangunan terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, kondisi eksisting membantu mengidentifikasi apakah perlu memertahankan atau memindahkan elemen tertentu selama konstruksi.
5. Jalan Masuk atau Akses Kendaraan (Driveways)
Jalan masuk (Driveway) merupakan akses kendaraan dari jalan umum ke dalam site. Site Plan harus menunjukkan jalan masuk, letak potongan trotoar (curb cut), dan memastikan desainnya memenuhi peraturan kota atau daerah setempat. Perancangan akses kendaraan yang baik dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas serta kenyamanan pengguna area.
6. Area Parkir (Parking)
Area parkir menjadi elemen penting, terutama untuk kawasan komersial atau padat penduduk. Dalam Site Plan, area parkir harus mencakup jumlah tempat parkir, ukuran masing-masing slot, alur lalu lintas kendaraan, serta lokasi parkir khusus seperti untuk penyandang disabilitas. Dengan perencanaan parkir yang matang, mobilitas pengguna site akan lebih teratur dan nyaman.
7. Jalan Sekitar dan Lokasi Rambu Tanah (Surrounding Streets and Ground Sign Locations)
Site Plan harus menunjukkan jalanan yang mengelilingi lokasi pembangunan, termasuk jalur utama, jalan kecil, serta posisi rambu lalu lintas seperti stop sign atau lampu merah. Informasi ini memberikan gambaran bagaimana site Anda terhubung dengan lingkungan sekitar, serta membantu mengantisipasi dampak pembangunan terhadap arus lalu lintas di sekitar area.
B. Elemen Tambahan dalam Site Plan
Selain tujuh elemen utama di atas, ada beberapa elemen tambahan yang tidak kalah penting dalam menyusun sebuah Site Plan yang lengkap dan fungsional. Meskipun elemen-elemen ini tidak selalu menjadi bagian dari elemen inti, mereka tetap memiliki peran krusial dalam kelancaran proyek dan kepatuhan terhadap regulasi. Berikut ialah elemen-elemen tambahannya:
1. Hidran Kebakaran (Fire Hydrants)
Ketersediaan akses terhadap fire hydrants atau hidran kebakaran sangat penting untuk keselamatan penghuni dan petugas darurat. Banyak kota memiliki peraturan yang mengatur jarak antara bangunan dan hidran, tergantung pada jenis konstruksinya. Untuk proyek pembangunan baru, penting untuk memasukkan lokasi hidran ini dalam Site Plan yang diajukan agar proyek Anda memenuhi standar keselamatan kebakaran.
2. Area Taman dan Lanskap (Landscaped Areas)
Area lanskap bukan hanya tentang estetika, tetapi juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar lahan. Baik kondisi eksisting maupun rencana taman harus tercantum dalam Site Plan. Hal ini termasuk elemen-elemen seperti pohon, rumput, serta kontrol erosi dan pengendalian limpasan air. Dengan memperhatikan area taman, Anda juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Jadi memahami elemen-elemen penting maupun elemen-elemen tambahan dalam Site Plan adalah langkah awal yang krusial untuk memastikan proyek pembangunan berjalan lancar dan sesuai regulasi di kota/kabupaten Anda. Dengan perencanaan yang tepat, Anda tidak hanya mengoptimalkan penggunaan lahan, tetapi juga mengurangi risiko hambatan administratif maupun teknis di kemudian hari. Pastikan setiap elemen ini tercantum dengan rinci dalam Site Plan Anda agar setiap tahap proyek dapat terlaksana dengan lebih aman, efisien, dan profesional.
Nah, bila Anda berencana membangun gedung, kawasan perumahan, atau proyek lainnya dan memerlukan jasa pembuatan Site Plan yang profesional, percayakan saja pada ahlinya! Marigo Jaya Perkasa siap membantu Anda menyusun Site Plan yang tepat dan akurat sesuai dengan aturan tata ruang yang berlaku.
Oleh: Aditya Sidhiq Pratama & Glen Stevano Tanihatu
Sumber:
- https://www.pluralsight.com/resources/blog/upskilling/10-things-make-sure-include-site-plan
- https://www.autodesk.com/blogs/construction/construction-site-plans
- https://africansurveyors.net/9-basic-elements-of-a-site-plan/
- https://mtcopeland.com/blog/what-is-a-site-plan-11-things-good-site-plans-must-include/
- https://www.freepik.com