Prosedur Boring Test

Prosedur Boring Test yang sesuai Standar

Prosedur boring test memiliki langkah-langkah yang hampir mirip dengan uji sondir meskipun keduanya merupakan prosedur yang berbeda. Selain itu, boring test pun masih sering disamakan dengan pengambilan sampel tanah pada umumnya, padahal memiliki proses dan hasil yang berbeda.

Lantas, bagaimana prosedur boring test dalam penyelidikan tanah? Apa perbedaannya dengan pengambilan sampel tanah biasa? Simak penjelasannya berikut ini!

A.  Prosedur Boring Test dalam Penyelidikan Tanah

1.   Persiapan:

  1. Sama seperti dalam prosedur sondir maupun survei topografi, sebelum melakukan boring test, perlu memperoleh izin dari pemilik tanah atau pihak yang berwenang;
  2. Menentukan lokasi yang akan dibor dengan menandai titik-titiknya;
  3. Menyiapkan peralatan boring, seperti rig bor, mata bor, casing bor, sampler, tanah, dan alat perekam data;
  4. Mengalibrasi peralatan boring sebelumnya untuk memeriksa akurasinya.

2.   Pelaksanaan:

  1. Memutar mata bor ke dalam tanah dengan kecepatan yang konstan. Selanjutnya, melakukan pencatatan pada setiap panjang kemajuan pengeboran;
  2. Menekan sampler tanah ke dalam tanah pada interval kedalaman tertentu (biasanya 30 cm);
  3. Mencatat data penetrasi (jumlah pukulan untuk mendorong sampler tanah sejauh 30 cm) dan deskripsi sampel tanah (warna, tekstur, struktur, dan lain-lain.);
  4. Mencatat panjang inti yang terambil, kemudian menghitung persentasinya terhadap panjang pengeboran;
  5. Mencatat mata bor yang dipakai, mulai dari jenis, nomor seri dan kondisinya;
  6. Pemerian inti, mencatat nama batu atau tanah yang berasal dari pengeboran;
  7. Mencatat air pembilas yang keluar, seperti warna, persentasi dan material yang ikut terbawa, kecuali untuk pengeboran yang menggunakan bahan lain misalnya bentonit sebagai campuran air pembilas;
  8. Mengukur muka air tanah, bila menemukannya;
  9. Mencatat kecepatan pengeboran untuk setiap kemajuan 10 cm;
  10. Pemasangan pipa lindung bila ada dan bila tanah rapuh atau berpasir, dicatat kedalaman pemasangan, diameter, nomor seri dan kondisinya;
  11. Mencatat hasil pengujian lapangan dalam lubang bor, seperti pengujian kelulusan air dan uji penetrasi standar, berdasarkan metode yang bersangkutan;
  12. Terakhir, menyajikan penamaan mutu batu (PMB) oleh ahli geologi lapangan dalam bentuk angka prosentasi dan grafik.

3.   Penyelesaian:

  1. Pertama, menarik casing bor keluar dari lubang bor (jika ada);
  2. Menutup lubang bor dengan tanah atau material lainnya;
  3. Melakukan pencatatan mengenai keterangan umum yang meliputi: Pemilik pekerjaan, antara lain nama instansi atau badan yang memberikan pekerjaan pengeboran inti dan pelaksana pekerjaan, antara lain nama instansi atau badan yang melaksanakan pekerjaan pengeboran inti. Rincian pencatatan yang antara lain:
    • tanggal mulai dan selesainya pengeboran;
    • mesin bor yang digunakan;
    • mesin pompa yang digunakan;
    • metode pengeboran;
    • keterangan mengenai lubang bor meliputi nomor, elevasi, azimuth, dan inklinasi;
    • petugas yang melakukan pengeboran (juru bor);
    • petugas yang melakukan pemerian contoh inti (ahli geologi lapangan);
    • petugas yang memeriksa (ahli geologi teknik atau geoteknik);
    • tanggal pemotretan contoh inti;
    • tempat penyimpanan contoh inti.
  4. Mencatat jenis bangunan, yang antara lain nama bangunan atau rencana bangunan, misalnya bendungan, pelimpah bangunan gedung, jembatan, dan terowongan.
  5. Yang tak kalah penting, yaitu mencantumkan skala untuk menyatakan penggambaran kedalam lubang bor.

B.  Perbedaan Boring Test dengan Pengambilan Sampel Biasa

Walaupun dalam tahap boring test juga melakukan pengambilan sampel tanah untuk pengujian, akan tetapi boring test memiliki perbedaan besar dengan pengambilan sampel. Boring test merupakan proses pengeboran lubang ke dalam tanah untuk mengambil sampel tanah. Kemudian melakukan pengujian sampel untuk mengetahui sifat tanah, seperti tekstur, porositas, dan lain-lain.

Sementara itu, pengambilan sampel tanah biasa merupakan proses pengambilan sampel tanah kecil dari permukaan tanah, tanpa melakukan pengeboran. Perolehan sampel tidak dapat mewakili karakteristik tanah secara keseluruhan dan hanya dapat memberikan informasi mengenai sifat-sifat tertentu, tidak sespesifik hasil boring test.

Namun, baik boring test maupun pengambilan sampel tanah sama-sama penting untuk memahami permukaan tanah serta memiliki kekurangan maupun kelebihan masing-masing dalam memberikan informasi mengenai tanah.

Nah, bila Anda ingin membangun rumah atau gedung lebih dari 3 lantai dan memerlukan jasa boring test, percayakan saja pada ahlinya! Marigo Jaya Perkasa akan siap membantu Anda dan memastikan boring test berjalan berdasarkan prosedur yang sesuai standar!

Oleh: Rastianta Rinandani dan Glen Stevano Tanihatu

Sumber: