Telp: 0812-9233-7161
Dalam dunia pemetaan dan perencanaan, survei topografi memiliki peran penting dalam menyediakan informasi detail mengenai bentuk permukaan bumi. Ada berbagai metode survei topografi untuk mengukur dan memetakan permukaan bumi, mulai dari metode konvensional seperti Triangulasi, Trilaterasi, dan Theodolite hingga pendekatan yang lebih modern seperti GPS dan GNSS, Fotogrametri Udara, serta Pemindai Laser Terestrial (TLS). Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, metode Geographic Information System (GIS) kini menjadi salah satu alat utama dalam pemetaan dan analisis spasial.
Berbeda dengan metode pemetaan tradisional yang bergantung pada pencatatan manual, GIS mampu mengintegrasikan berbagai jenis data dari berbagai sumber dalam satu sistem yang interaktif. Teknologi ini tidak hanya menampilkan informasi geografis dalam bentuk peta digital, tetapi juga memungkinkan analisis spasial yang lebih kompleks, mulai dari perencanaan tata kota hingga mitigasi bencana.
Lantas, bagaimana sih sebenarnya cara kerja GIS? Apa saja penggunaan komponen dalam metode ini, serta kelebihan dan kekurangannya? Maka kali ini, kita akan membahas lebih mendalam mengenai Geographic Information System (GIS)!
A. Apa Itu Geographic Information System (GIS)?
Geographic Information System (GIS) atau dalam bahasa Indonesia Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi berbasis komputer yang berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisis, dan menampilkan data geografis yang berkaitan dengan posisi di permukaan bumi, seperti informasi topografi, hidrologi, dan aspek sosial-ekonomi. GIS memungkinkan penyajian data spasial dan non-spasial secara bersamaan dalam bentuk peta digital, sehingga memudahkan pemahaman pola dan hubungan antar data.
Sejarah perkembangan GIS berawal dari prinsip dasar arsip grafis dan database atribut yang telah ada sejak 35.000 tahun yang lalu, ketika manusia menggambar peta migrasi hewan di dinding gua. Pada tahun 1967, Roger Tomlinson mengembangkan CGIS yang merupakan GIS pertama dengan kemampuan overlay dan pengelolaan data atribut secara terpisah, yang mendorong lahirnya berbagai aplikasi GIS komersial. Pada akhir abad ke-20, GIS semakin berkembang dengan standarisasi sistem dan format data, serta akses data GIS melalui internet.
Fungsi utama GIS mencakup pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, dan penyajian informasi geografis dalam bentuk peta. Laporan. GIS dapat menggabungkan berbagai lapisan data dari sumber yang berbeda, seperti peta jalan, data bangunan, dan vegetasi, untuk melakukan analisa dalam mendukung pengambilan keputusan. Misalnya, dalam perencanaan tata kota, GIS dapat berguna untuk mengidentifikasi wilayah rawan banjir atau daerah yang potensial untuk pengembangan infrastruktur. GIS juga berperan dalam menggabungkan lapisan data digital dari berbagai sumber dan mengonversi data topografi 3D dari format raster ke vektor menggunakan perangkat lunak CAD seperti AutoCAD.
Dengan kemampuannya yang komprehensif, GIS menjadi alat yang penting dalam berbagai bidang, seperti perencanaan kota, manajemen sumber daya alam, mitigasi bencana, dan penelitian lingkungan. GIS membantu pemangku kebijakan untuk membuat keputusan yang lebih akurat dan efisien dengan mengelola data geografis yang kompleks dan memberikan wawasan berbasis data yang andal.
B. Apa Saja Komponen dan Alat Pada Geographic Information System (GIS)?
Geographic Information System (GIS) terdiri dari lima komponen utama yang bekerja secara terintegrasi, yaitu sumber daya manusia (SDM), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, dan manajemen. Berikut penjelasan rinci tentang komponen dan alat yang digunakan tersebut:
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia adalah elemen kunci dalam pengoperasian dan pengelolaan GIS. Keahlian dan peran dari SDM ini sangat penting untuk menjalankan berbagai tugas dalam GIS, seperti pengolahan data spasial, analisis, hingga pemeliharaan sistem. Beberapa kategori SDM dalam GIS meliputi:
- Staf operasional: Termasuk end users, kartografer, data capturer, dan pengguna potensial yang terlibat dalam pengumpulan dan pemeliharaan data spasial.
- Staf analis profesional: Analis, sistem administrator, programmer, dan database administrator yang memiliki keahlian dalam mengelola dan menganalisis data GIS.
- Manajemen: Bertanggung jawab atas pengelolaan keseluruhan proyek GIS dan memastikan sistem GIS berfungsi dengan baik.
2. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras dalam GIS berguna untuk mendukung pengolahan dan penyimpanan data geografis. Beberapa perangkat keras utama dalam GIS meliputi:
- Unit komputer: CPU, RAM, dan storage yang berfungsi untuk menjalankan aplikasi GIS dan menyimpan data spasial serta atribut.
- Input devices: Perangkat seperti digitizer dan scanner yang berguna untuk mengonversi peta analog atau citra menjadi format digital untuk melakukan analisa lebih lanjut.
- Output devices: Perangkat seperti plotter dan printer berfungsi untuk mencetak hasil analisis GIS dalam format fisik, seperti peta atau diagram.
- Server: Untuk menyimpan data besar dan memungkinkan akses berbagi data secara online.
3. Perangkat Lunak (Software)
Terdiri dari berbagai aplikasi dan alat yang berguna untuk mengelola dan menganalisis data geografis. Perangkat lunak GIS terbagi menjadi beberapa jenis, termasuk:
- Sistem operasi: Mengelola interaksi antara perangkat keras dan perangkat lunak GIS.
- Special system utilities: Alat pendukung, seperti compiler dan device driver, yang membantu perangkat keras dan perangkat lunak GIS berjalan dengan lancar.
- Aplikasi GIS: Software utama yang berfungsi untuk analisis spasial yang lebih kompleks, seperti analisis jaringan, geostatistik, dan visualisasi 3D. Beberapa perangkat lunak GIS yang populer termasuk ArcGIS, QGIS, dan ERDAS.
4. Data
Data adalah komponen penting dalam GIS yang terdiri dari dua jenis utama:
- Data Spasial: Data yang menggambarkan lokasi geografis dari objek di permukaan bumi. Data ini bisa berbentuk titik, garis, atau poligon yang menunjukkan elemen geografis seperti sungai, jalan, atau batas wilayah.
- Data atribut (Non-Spasial): Data yang memberikan informasi deskriptif tentang objek geografis, seperti status penggunaan lahan, jenis tanah, atau data kepemilikan properti.
Pengumpulan dan integrasi data ini menjadi sangat penting karena GIS tidak hanya mengolah data spasial, tetapi juga informasi atribut yang mendukung keputusan berbasis geografi.
Keberhasilan dalam penggunaan GIS sangat bergantung pada interaksi yang baik antara SDM, perangkat keras, perangkat lunak, dan data. Mengelola GIS dengan efektif memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan kekuatan analisis spasial untuk berbagai tujuan, mulai dari perencanaan kota hingga pemantauan lingkungan.
C. Bagaimana sih Cara Kerja Geographic Information System (GIS)?
GIS beroperasi melalui beberapa tahapan yang melibatkan penginputan, pemrosesan, analisis, dan visualisasi data. Berikut adalah proses utama dalam GIS:
- Input Data
Proses pertama dalam GIS adalah menginput data spasial dan non-spasial. Data spasial, seperti peta analog, harus dikonversi menjadi peta digital melalui alat digitizer. Selain itu, juga dapat melakukan proses overlay atau pemindaian peta analog untuk mengonversi data ke dalam format yang dapat dibaca komputer. - Manipulasi Data
Setelah memasukkan data, SIG akan memanipulasi data spasial maupun non-spasial agar sesuai dengan kebutuhan sistem. Proses ini bisa meliputi perubahan bentuk data atau pemrosesan tambahan sesuai dengan keperluan analisa. - Manajemen Data
Selanjutnya, melakukan pengelolaan data yang telah dimasukkan menggunakan Database Management System (DBMS). Proses ini mencakup penyimpanan data dalam jumlah besar dan memastikan data dapat diakses dengan cepat dan efisien. - Query dan Analisis
Salah satu kekuatan utama GIS adalah kemampuannya untuk melakukan analisis berbasis lokasi. Dua jenis analisis yang umum dilakukan adalah analisis proximity (berdasarkan jarak antar layer) dan analisis overlay (penyatuan data dari berbagai layer untuk menciptakan informasi baru). - Visualisasi
Penyajian hasil akhir dari proses analisis GIS yang seringkali dalam bentuk peta atau grafik yang menggambarkan informasi geografis secara jelas. Peta ini membantu pengguna dalam memahami hubungan spasial yang ada dan membuat keputusan berbasis data.
Dengan menggunakan GIS, pengguna dapat memvisualisasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data geospasial untuk berbagai tujuan, mulai dari perencanaan kota hingga manajemen bencana alam.
D. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Geographic Information System (GIS)?
Metode survei Geographic Information System (GIS) tentu memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut ini adalah beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangannya:
Kelebihan:
- Kemampuan Analisis Data Berbasis Lokasi
Memungkinkan analisis data dengan memasukkan faktor lokasi secara eksplisit, yang sangat penting dalam berbagai bidang seperti perencanaan kota, mitigasi bencana, dan logistik.
- Integrasi Data dari Berbagai Sumber
GIS dapat menggabungkan data dari berbagai sumber yang berbeda, seperti citra satelit, sensor lingkungan, dan data lapangan, sehingga memberikan wawasan yang lebih komprehensif.
- Visualisasi Data yang Beragam dan Informatif
Mendukung berbagai bentuk visualisasi seperti peta, grafik, dan laporan, yang memudahkan pemahaman data oleh berbagai audiens.
- Prediksi dan Analisis yang Lebih Baik
Metode ini dapat digunakan untuk membuat model prediktif dan melakukan analisis yang membantu dalam pengambilan keputusan berbasis data, misalnya untuk perencanaan infrastruktur atau pemantauan lingkungan.
- Efisiensi dalam Pengelolaan Sumber Daya dan Biaya
Dalam jangka panjang, GIS membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan mengidentifikasi area prioritas dan menentukan rute terbaik dalam berbagai sektor, seperti logistik, tanggap darurat, dan perencanaan kota. Hal ini mengarah pada penghematan biaya operasional dan peningkatan efisiensi.
Kekurangan:
- Biaya Implementasi yang Tinggi
GIS memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang canggih, serta pelatihan bagi penggunanya. Hal ini menyebabkan investasi awal yang besar sebelum sistem dapat digunakan secara optimal.
- Kurva Pembelajaran yang Curam
Penggunaan perangkat lunak GIS memerlukan pelatihan yang intensif, karena sistemnya kompleks dan memiliki banyak fitur lanjutan.
- Kebutuhan Perangkat Keras yang Tinggi
GIS memerlukan komputer dengan prosesor yang kuat dan ruang penyimpanan besar untuk menangani data spasial dalam jumlah besar.
Meskipun GIS memiliki beberapa keterbatasan, tetapi manfaatnya dalam survei topografi jauh lebih besar. Kemampuannya mengelola dan menganalisis data spasial secara efisien terus membuka peluang baru dalam pemetaan dan pengambilan keputusan.
Klik tombol WhatsApp sekarang!
Oleh: Aditya Sidhiq Pratama & Glen Stevano Tanihatu
Sumber:
- https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/perpustakaan/file/089bc715-23ff-41c8-a5a9-3561d3d1ee2f.pdf
- https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/pustaka_unpad_buku_ajar_sistem_informasi_geografis.pdf
- https://digilib.stekom.ac.id/assets/dokumen/ebook/feb_preveb983_1641376126.pdf
- https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
- https://www.gramedia.com/literasi/sistem-informasi-geografis/
- https://www.usgs.gov/faqs/what-a-geographic-information-system-gis#:~:text=A%20Geographic%20Information%20System%20(GIS)%20is%20a%20computer%20system%20that,Where%20are%20USGS%20streamgages%20located?
- https://www.nationwidesurveying.biz/topographic-surveys
- https://www.rfwireless-world.com/Terminology/Advantages-and-Disadvantages-of-GIS-Geographical-Information-System.html