Telp: 0812-9233-7161
Topografi dalam penyelidikan tanah tidak boleh sembarangan karena perlu memerhatikan prinsip dan metode survei topografi yang tepat sesuai kondisi medan lokasi survei. Apalagi, Anda perlu mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan masing-masing metode. Untuk memahami lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai beberapa prinsip dan metode survei topografi dalam penyelidikan tanah berikut!
A. Prinsip Survei Topografi
- Batasan: Mencatat dengan segera batas-batas dalam survei topografi berdasarkan batas lapangan di daerah survei setelah orientasi instrumen. Pencatatan batas survei ini untuk memastikan bahwa data dapat ditempatkan secara spasial sehingga memudahkan pengelolaan titik-titik yang terkumpul.
- Ciri-ciri: Memerhatikan situs arkeologi, bangunan, dan peninggalan sejarah yang tidak masuk di laporan akhir topografi termasuk dalam ciri-ciri di wilayah survei. Umumnya, direkomendasikan agar koordinat dan tingkat yang terkait dengan fitur tersebut disusun ulang, namun disimpan secara terpisah dan diberi identifikasi unik.
- Titik Topografi: Survei topografi bertujuan untuk memberikan data ketinggian di daerah survei dengan mencatat titik ‘topo’. Caranya, dengan merekam titik-titik kepadatan tinggi di petak tertentu. Bila kepadatan tinggi tidak tercapai, maka dilakukan melalui cakupan merata dan pengumpulan titik berorientasi fitur. Perbedaan antara survei topografi berorientasi fitur dan cakupan merata adalah, survei topografi cakupan merata melibatkan pengumpulan titik dengan kepadatan tinggi pada fitur target, sedangkan survei topografi berorientasi fitur melibatkan jarak titik yang sama.
- Garis putus-putus: berguna untuk mensurvei fitur-fitur dengan batas yang jelas dengan pola survei urutan titik tertentu sehingga hal ini memudahkan rekonstruksi permukaan dari fitur target.
- Datum Referensi: Bila memungkinkan, lebih baik poin-poin ‘topo’ ini dimasukkan dalam datum OS pengaturan tertentu, daripada menggunakan kerangka referensi grid subjektif atau vertikal.
B. Metode Survei Topografi
1. Metode Konvensional
Metode survei konvensional adalah metode pengukuran sudut dan jarak untuk menilai perubahan ketinggian dengan menggunakan instrumen tradisional, seperti teodolit, ketinggian, dan total stasiun untuk survei topografi. Walaupun kini sudah ada metode survei modern yang lebih cepat dan tepat, metode konvensional tetap berfungsi untuk meningkatkan presisi dan efektivitas. Beberapa metode yang termasuk survei konvesional adalah:
a. Triangulasi
Metode survei dengan membuat titik-titik tertentu sehingga membentuk sudut segitiga dengan pengukuran sudut segitiga melalui trigonometri, jarak, dan ketinggian. Biasanya, metode ini berguna untuk membuat peta topografi yang terperinci.
b. Trilaterasi
Berbeda dengan triangulasi yang mengukur sudut segitiga, trilaterasi menggunakan pengukuran jarak antar titik survei. Penggunaan metode ini biasanya untuk daerah dengan medan area yang menantang.
c. Theodolit
Metode pengukuran sudut dengan pita pengukur baja atau meteran jarak elektronik (EDM). EDM dapat mengukur jarak secara cepat dan akurat hingga beberapa kilometer karena menggunakan cahaya dan gelombang radio.
2. Metode Modern
Sementara itu, metode modern adalah metode survei topografi yang menggunakan teknologi. Penggunaan teknologi memudahkan surveyor untuk mengukur jarak, memberikan data ketinggian, menentukan posisi di permukaan bumi, hingga area dengan vegetasi yang lebat secara akurat. Beberapa metode survei yang termasuk metode modern adalah:
a. Survei GPS/GNSS
Survei Global Positioning System (GPS) atau Global Navigation Satellite System (GNSS) menentukan posisi yang tepat di permukaan bumi dengan bantuan sinyal satelit. Alhasil, pengumpulan data dengan metode ini terbilang akurat dan efisien, khususnya untuk survei dalam skala besar. Dengan penggunaan GPS, maka dapat terlihat perpindahan penerima GPS di darat dari satu titik ke titik lainnya. Jadi, surveyor lapangan dapat menggunakan data real-time secara langsung, seperti dalam konstruksi atau untuk survei tata letak subdivisi.
b. Fotogrametri Udara
Metode pengambilan gambar melalui drone atau pesawat terbang untuk membuat model 3D dari wilayah tertentu secara rinci. Dalam metode ini, membutuhkan pasangan foto stereografik untuk mengukur objek di permukaan secara tidak langsung. Kemudian, menghitung koordinat titik dan perbedaan ketinggian. Metode ini cocok untuk area yang luas dan lanskap yang menantang.
C. Pemindai Laser Terestrial
Metode pengukuran jarak dengan menggunakan sinar laser. Biasanya berfungsi untuk merepresentasikan suatu wilayah survei secara rinci dalam bentuk 3D. Metode ini umumnya berguna untuk menangkap fitur dan struktur yang rumit.
d. Geographic Information Systems (GIS)
Metode dengan menggabungkan lapisan data secara digital dari berbagai sumber dan manipulasi. Kemudian, melakukan analisa bagaimana lapisan-lapisan yang berbeda tersebut terhubung satu sama lain. Dalam prosesnya, peta topografi 3D dikonversi raster ke vektor dengan perangkat lunak berbasis CAD, seperti AutoCAD.
e. LiDAR (Light Detection and Ranging)
Sistem yang menggunakan teknologi radar berupa gelombang radio ini membatasi akses ke sembarangan orang. Namun, dapat menentukan jangkauan suatu objek dengan mengukur waktu tunda antara transmisi pulsa dan deteksi sinyal yang dipantulkan. Selain itu, juga menghasilkan model ketinggian yang sangat akurat untuk suatu area, sekalipun mengukur ketinggian tanah melalui pepohonan.
Nah, bila Anda ingin membangun tempat tinggal maupun tempat usaha dan memerlukan survei topografi, percayakan saja pada ahlinya! Marigo Jaya Perkasa siap membantu Anda dan memastikan Anda memperoleh topografi dengan metode yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan Anda!
Oleh: Rastianta Rinandani dan Glen Stevano Tanihatu
Sumber: