Telp: 0812-9233-7161
Sebelum memulai proyek tentunya Anda sudah memahami jika ada beberapa tahapan seperti uji boring, uji sondir dan juga peta topografi. Namun, ada satu hal lagi yang tidak kalah penting dari hal-hal tersebut yakni site plan atau pembuatan denah dari atas atau bisa juga disebut bird’s-eye view. Site Plan sendiri adalah lokasi yang mencakup batas tanah, kondisi eksisting (bangunan, pohon, jalan), dan rencana perubahan. Selain itu, site plan juga sebagai plot plan atau diagram properti, sehingga menjadi dokumen yang sangat penting tidak hanya untuk rencana namun juga perizinan sebuah proyek. Yuk simak 9 FAQ tentang site plan di bawah ini:
1. Kenapa Site Plan penting?
Pertama, menjamin kepatuhan peraturan zoning, setback, dan kode bangunan, menjaga legalitas proyek, serta memudahkan komunikasi antara arsitek, kontraktor, dan regulator sehingga semua pihak memiliki panduan yang sama.
2. Kapan membutuhkan Site Plan?
Anda membutuhkan site plan saat akan memulai renovasi besar seperti pada garasi, kolam renang, gudang, atau perluasan sebuah bangunan. Lalu, juga saat pengajuan izin resmi. Terutama untuk penambahan atau pemecahan lahan, karena biasanya memerlukan site plan bersertifikat.
3. Apa saja komponen penting dalam Site Plan?
Ada beberapa komponen, yakni:
- Batas properti dan setback
- Posisi bangunan lama dan baru
- Jalan akses, parkir, dan utilitas (listrik, air, pembuangan)
- Kontur/topografi dan vegetasi
- Penunjuk arah utara, skala, dimensi, serta easements
Baca Selengkapnya: 7 Elemen Penting dalam Site Plan
4. Apa itu Certified dan Non‑Certified Site Plan?
Non‑certified: dapat dibuat oleh pemilik, kontraktor, atau sensor online. Site plan ini sudah cukup untuk banyak izin ringan karena pembuatannya lebih cepat serta ekonomis.
Certified: hanya dapat dibuat dan distempel oleh arsitek, surveyor, atau insinyur berlisensi untuk melakukan proyek besar, lot split, atau jika bangunan/izin menuntut akurasi tinggi.
5. Bagaimana cara mendapatkan Site Plan?
Ada beberapa cara mendapatkan site plan sesuai kebutuhan. Jika memerlukan versi non-sertifikat yang bertujuan keperluan izin ringan atau referensi visual dapat membuatnya secara online.
Namun, jika proyek besar kebutuhan akurasi tinggi atau sertifikasi resmi, menggunakan jasa surveyor adalah solusi terbaik. Metode ini akan memastikan hasil pengukuran langsung di lapangan yang lebih presisi dan memiliki kekuatan hukum. Selain itu, arsip lama dari properti, dapat juga mengakses di laman instansi pemerintah daerah, kantor penilai pajak. Hal ini berguna jika sebelumnya sudah pernah ada perencanaan atau pembangunan di lahan tersebut.
6. Berapa lama proses dari pembuatan Site Plan?
Untuk layanan pembuatan jenis non-sertifikat secara online, umumnya 24 jam. Namun, beberapa platform menyediakan paket ekspres lebih cepat, serta revisi tanpa biaya tambahan. Dari segi biaya, layanan ini cukup terjangkau dan cocok untuk kebutuhan izin ringan atau referensi visual semata.
Namun, jika Anda memerlukan tingkat akurasi tinggi, maka menggunakan jasa surveyor profesional adalah pilihan terbaik! Proses ini akan melakukan kunjungan langsung ke lokasi, sehingga butuh waktu pengerjaannya lebih panjang.
Baca Juga: 11 Langkah Membuat Site Plan dari Awal dan Tipsnya
7. Apakah bisa membuat Site Plan sendiri?
Jawabannya bisa. Kenapa? Jika kebutuhan bersifat pribadi atau izin sederhana, dapat digambar manual dengan kertas grafik dan skala. Atau sebagai alternatif, memanfaatkan perangkat lunak seperti AutoCAD, Cedreo, SketchUp, atau menggunakan Google Earth dan sistem GIS. Aplikasi ini memungkinkan Anda membuat site plan digital secara mandiri serta dapat diperbarui kapan saja.
8. Kesalahan apa yang sering terjadi dalam membuat Site Plan?
Beberapa kesalahan umum seperti tidak mencantumkan elemen penting seperti jaringan utilitas, kontur tanah, jarak bangunan, maupun vegetasi. Data tidak lengkap dapat menyebabkan penolakan saat pengajuan izin. Selain itu, kesalahan membaca skala dan mengabaikan peraturan lokal juga sering terjadi, yang pada akhirnya menghambat proses perizinan.
Baca Selengkapnya: 6 Kesalahan Umum dalam Membuat Site Plan
9. Bagaimana proses pengajuan izin dengan Site Plan?
Setelah selesai menyusun Site Plan, Anda perlu mengajukan ke kantor perizinan atau bagian perencanaan (Planning Department) di wilayah Anda. Dokumen akan ditinjau, dan jika diperlukan, akan diminta revisi. Setelah disetujui, barulah izin resmi dapat diterbitkan. Proses ini bisa memakan waktu dari beberapa minggu hingga berbulan-bulan, tergantung pada kebijakan daerah dan kompleksitas proyek.
Setelah membaca 9 FAQ tentang site plan ini, Anda jadi lebih mudah memahaminya kan? Jadi, pastikan site plan sudah disiapkan oleh para tim profesional untuk meminimalisir kesalahan dalam pengajuan proyek. Nah, bila Anda butuh site plan praktis dan terpercaya—baik cepat untuk izin ringan, maupun bersertifikat untuk proyek besar, jangan ragu hubungi tim Marigo Jaya Perkasa siap bantu urusan segala detail untuk proyek lebih efisien!
Oleh: Aditya Sidhiq Pratama & Glen Stevano Tanihatu
Sumber:
- https://happho.com/frequently-asked-questions-faqs-on-site-plan/
- https://getasiteplan.com/faq/
- https://simplesiteplans.com.au/faqs/
- https://buyasiteplan.com/faq/?srsltid=AfmBOorfjPOmWM8yTVobqldxzHoYtUTfBLf3STtg2HEy6ILquFSmLMsE
- https://www.natronacounty-wy.gov/FAQ.aspx?QID=247
- https://www.cityofwhiteplains.com/FAQ.aspx?QID=74
- https://www.freepik.com
 
	





